KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita ucapkan kehadirat
Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga
kami penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa dan Masyarakat
“. adapun tujuan dari
makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui
betapa pentingnya bahasa dalam masyarakat.
Dalam penulisan makalah ini kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Dra. Erni, M.Pd, dan semua
pihak yang sudah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami
sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan begitu juga hal dengan
penulisan makalah kami yang tidak lepas dari kesalahan baik itu dari teknik
penulisan maupun dari kata atau kalimat. Jadi kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah yang selanjutnya
lebih baik.
Pekanbaru, 25 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang............................................................................................ 1
b. Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
c. Tujuan
Penulisan......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
a. Bahasa dan Tutur........................................................................................... 2
b.Verba
Repertiore............................................................................................ 2
c.
Masyarakat Tutur.......................................................................................... 3
d.
Bahasa dan tingkatan Sosial Masyarakat....................................................... 4
BAB
III PENUTUP
a.
Simpulan....................................................................................................... 6
b.
Saran............................................................................................................. 6
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 7
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti
kita ketahui bahasa dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan, tidak mungkin ada masyarakat tanpa bahasa dan tidak mungkin
pula ada bahasa tanpa masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu dalam suatu
bahasa juga dapat terjadi pergeseran, hal ini terjadi karena dipengaruhi
berbagai hal diantaranya perkembangan ilmu dan teknologi. Seperti kita ketahui
pula bahwa fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi social.
Bahasa adalah suatu wahana untuk kita berinteraksi dengan orang lain. Dengan
demikian setiap anggota masyarakat tentunya memiliki dan menggunakan alat
komunikasi sosial tersebut. Tidak ada bahasa tanpa masyarakat dan tidak ada
pula masyarakat tanpa bahasa.
Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bahasa pun mengalami
perubahan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena bahasa memang tidak
lepas dari masyarakat. Dua hal ini saling berkaitan, begitu pula dengan bahasa
indonesia yang diangkat dari bahasa Melayu yang bersifat lingua franca sebagai
bahasa penghubung yang tersebar di Nusantara hingga saat dirumuskannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu yang menjadi bahasa negara.
B.
Rumusan Masalah
Dengan
mengetahui latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
a) Bahasa
dan tutur
b) Verbal
repertoire
c) Masyarakat
tutur
d) Bahasa
dan tingkatan sosial masayarakat
C.
Tujuan
Penulisan
a) untuk
mengetahui bahasa dan tutur
b) untuk
mengetahui verbal repertoire
c) untuk
mengetahui masyarakat tutur
d) untuk
mengetahui bahasa dan tingkatan sosial masyarakat
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Bahasa Dan Tutur
Bahasa
adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata
dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa
memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa
adalah sebagai berikut:
1. Suatu
sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
2. Suatu
peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam
pikiran orang lain.
3. Suatu
kesatuan sistem makna.
4. Suatu
kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk
dan makna.
5. Suatu
ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan contoh: Perkataan,kalimat,
dan lain-lain.
6. Suatu
sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
Perdinand
de saussure ( 1916 ) membedakan antara language, langue, dan parole yang
berasal dari bahasa perancis yang dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan satu
istilah yaitu bahasa. Language dipadankan dengan kata bahasa, langue diartikan
sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan sekelompok anggota
masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Parole
dapat dipadankan dengan kata bahasa dalam kalimat.
Adanya
saling mengerti antara penduduk di Garut Selatan dengan penduduk Karawang adalah
karena adanya kesamaan sistem dan subsistem ( fonologi, morfologi, sintaksis,
leksikon, dan semantik ) diantara parole-parole yang mereka gunakan.
B.
Verbal Repertoire
Verbal
repertoire merupakan rangkaian semua bahasa beserta ragam-ragamnya yang
dimiliki atau dikuasai seseorang penutur. Dalam
sosiolinguistik Dell Hymes tidak membedakan secara eksplisit antara bahasa
sebagai sistem dan tutur sebagai keterampilan. Keduanya disebut sebagai
kemampuan komunikatif (communicative competence). Kemampuan komunikatif
meliputi kemampuan bahasa yang dimiliki oleh penutur beserta keterampilan
mengungkapkan bahasa tersebut sesuai fungsi dan situasi serta norma pemakaian
dalam konteks sosialnya.
Berdasarkan verbal repertoire yang dimiliki oleh
masyarakat, masyarakat bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu
1. Masyarakat monolingual
2. Masyarakat bilingual
3. Masyarakat multilingual
Kemampuan komunikatif yang dimiliki individu maupun kelompok disebut
verbal repertoire. Jadi verbal repertoire dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu verbal repertoire yang dimiliki individu dan yang
dimiliki masyarakat. Jika suatu masyarakat memiliki verbal repertoire yang
relatif sama dan memiliki penilaian yang sama terhadap pemakaian bahasa yang
digunakan dalam masyarakat disebut masyarakat bahasa.
Verbal
repertoire ada dua macam yaitu yang dimiliki setiap penutur secara individual,
dan yang merupakan milik masyarakat tutur bahasa secara keseluruhan. Yang
pertama mengacu pada alat-alat verbal yang dikuasai seorang penutur, termasuk
kemampuan untuk memilih norma-norma sosial bahasa sesuai dengan situasi dan
fungsinya. Yang kedua mengacu pada keseluruhan alat-alat verbal yang ada pada
masyarakat, beserta dengan norma-norma untuk memilih variasi yang sesuai dengan
konteks sosialnya.
C.
Masyarakat Tutur
Masyarakat tutur sebagai suatu kelompok orang
atau masyarakat memiliki verbal repetoir yang relatif sama serta mereka
mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang
digunakan di dalam masyarakat itu. masyarakat Tutur Menurut Wijaya dan Muhammad
(2006 : 46) masyarakat tutur ialah sekelompok orang dalam lingkup luas atau
sempit yang berinteraksi dengan bahasa tertentu yang dapat dibedakan dengan
kelompok masyarakat tutur lain atas dasar perbedaan bahasa yang bersifat
signifikan. Fishman (1976 : 28) mengatakan masyarakat tutur adalah suatu
masyarakat yang anggota-anggitanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi
bahasa dan norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Masyarakat tutur
menurut Kridalaksana (2008 : 150) ialah kelompok orang yang merasa memiliki
bahasa bersama atau yang merasa termasuk dalam kelompok itu, atau yang
berpegang pada bahasa standar yang sama. Gumperz dalam Sumarsono (1964 : 37-53)
mengatakan bahwa masyarakat tutur ialah sekelompok menusia yang memiliki
karakteristik khas karena melakukan interaksi yang teratur dan berkali-kali
dengan tanda-tanda verbal yang sama, dan berbeda dari kelompok lain karena
adanya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan bahasa.
Berdasarkan
pendapat para ahli bahasa dan sosiolinguistik diatas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat tutur ialah sekelompok orang atau individu yang memiliki kesamaan
atau menggunakan sistem kebahasaan yang sama berdasarkan norma-norma kebahasaan
yang sesuai.
Kalau
suatu kelompok orang atau suatu masyarakat mempunyai verbal repertoire yang
relatif sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma
pemakaian bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu adalah sebuah
masyarakat tutur ( inggris : speech community ) jadi, masyarakat tutur bukanlah
hanya kelompok orang yang mempunyai norma yang sama dalam menggunakan
bentuk-bentuk bahasa. Masyarakat tutur adalah adanya perasaan menggunakan tutur
yang sama ( Djokokentjono : 1982 ). Dengan konsep adanya perasaan menggunakan
tutur yang sama ini, maka dua buah dialek yang secara linguistik merupakan satu
bahasa dianggap menjadi dua bahasa dari dua masyarakat tutur yang berbeda.
Contoh bahasa Indonesia dan bahasa malaysia, yang masing-masing oleh para
penuturnya dianggap bahasa yang berbeda.
Dilihat
dari sempit dan luasnya verbal repertoirenya dapat dibedakan adanany dua macam
masyarakat tutur :
1. Masyarakat
tutur yang repertoire pemakaianya lebih luas, dan menunjuk verbal repertoire
setiap penutur lebiih luas pula.
2. Masyarakat
tutur yang sebagian anggotanya mempunyai pengalaman sehari-hari dan aspirasi
hidup yang sama, dan menunjukan pemilikan wilayah linguistik yang lebih sempit,
termasuk juga perbedaan variasinya.
D. Bahasa Dan
Tingkatan Sosial Masyarakat
Pokok
pembicaran sosiolinguistik adalah hubungan antara bahasa dengan penggunaanya di
dalam masyarakat yaitu hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu, yang
disebut variasi bahasa, ragam, atau dialek dengan penggunaannya untuk
fungsi-fungsi tertentu di masyarakat.
Adakah
hubungan antara antara bahasa dengan tingkatan sosial ? tingkatan sosial di
dalam masyarakat itu bisa dilihat dari dua segi yaitu :
a. Dari
segi kebangsawanan
b. Dari
segi kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan
perekonomian yang dimiliki
Untuk
melihat adanya hubungan antara kebangsawanan dengan bahasa, kita ambil contoh
masyarakat tutur bahasa jawa, mengenai tingkat kebangsawanan ini,
kutjoroningrat ( 1967 : 245 ) membagi masyarakat jawa ada 4 tingkat yaitu :
a) Wong
cilik
b) Wong
sudagar
c) Priyayi
d) Ndara
Sedangkan
menurut Clifford beerts ( dalam pride dan holmes (ed) 1976 ), membagi
masyarakat jawa menjadi 3 tungkat yaitu :
a. Priyayi
b. Bukan
priyayi tetapi berpendidikan dan bertempat tinggal dikota
c. Petani
dan orang-orang kota yang tidak berpendidikan
Berdasarkan
tingkatan tersebut, dalam masyarakat Jawa terdapat berbagai variasi bahasa yang
digunakan sesuai dengan tingkat sosialnya.
Jadi ragam bahasa yang digunakan di kalangan wong cilik tidak sama dengan wong
sudagar dan begitu juga dengan bahasa yang digunakan para priyayi. variasi
bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berbeda tingkat sosialnya termasuk
variasi dialek sosial; lazim juga disebut sosiolek ( Nababan 1984).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi antara satu
sama lain. Bahasa dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan, tidak mungkin ada masyarakat tanpa bahasa dan tidak mungkin pula
ada bahasa tanpa masyarakat. Dilihat dari segi sosial bahasa dan masyarakat
dapat dibedakan menjadi antara lain:
1. Bahasa Dan Tutur
Bahasa
merupakan suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat
linguistik.
2. Verbal Repertoire
Verbal
repertoire merupakan rangkaian semua bahasa beserta ragam-ragamnya yang
dimiliki atau dikuasai seseorang penutur.
3. Masyarakat Tutur
Sebagai
suatu kelompok orang atau masyarakat memiliki verbal repetoire yang relatif
sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian
bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu sendiri.
B. Saran
Makalah
ini secara garis besar membahas tentang bahasa dan masyarakat yang berperan
penting dalam menunjang perkembangan bahasa yanga ada baik secara interen
maupun secara eksteren. Untuk itu, hendaknya makalah ini dapat menjadi
referensi tambahan bagi mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia dalam mempelajari
mata kuliah sosiolinguistik.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul dan
Agustina.1995 Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar