Senin, 18 Maret 2013

Contoh Teks Drama


Prolog: Para pengamat yang budiman, kami dari kelompok 3 akan menampilkan drama yang berjudul “Ande-Ande Lumut” dengan para pelaku:

Kalius                         : Pembuat Naskah
Samsul                        : Pembuat Naskah
Septri Hilda Yenti     : Mbok Rondo Dadapan
Sari Aprianti              : Kameramen
Erawati                      : Klinting Kuning
Sri Antika                  : Bejo
Rika                            : Prolog
Rela                            : Pengeran Ande-Ande Lumut
Adha                           : Adha
Popy                           : Klinting Merah
Nur Wahyuni                        : Penanggungjawab Perlengkapan Drama
Karni                          : Yuyu Kangkang
Lokot                          : Penanggungjawab Perlengkapan Drama
Titik                            : Klinting Biru
Sulaini                        : Penanggungjawab Perlengkapan Drama
Jamilah                       : Mbok Rondo Klenting
Susita                          : Penata Musik
Isyarayati                   : Klinting Hijau


Skenario Drama
“Ande-ande Lumut”

 (Musik 1 : prolog)
Prolog: Alkisah di sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo. Tinggalah seorang pangeran yang hidup serba kecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya.
Akan tetapi… pangeran  tadi tidak puas dengan kehidupn yang serba kecukupan. Dia ingin mengembara… menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup. Maka di situlah dimulai awal perjalanan hidup dan menemukan pendamping hidupnya, dia menemukan istri yang baik hati dan rupawan.
Bagian 1 :
(musik 2 : di hutan <awal>)
Dua orang pemuda, berjalan menyusuri hutan yang lebat. Melihat sekelilingnya, mungkin ada binatang atau burung yang bisa di buru. Seorang pemuda tampan dengan pengawalnya. Pemuda itu sebenarnya adalah Pangeran yang mengembara untuk mencari jati diri.
(keterangan: Dua orang berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan)
Pangeran                     :   Jo… Bejo… kamu dimana jo…. Jo…( sambil gumam. Kemanalah anak ni .)
Bejo                            : Pangeran….  Pangeran…. Kamu dimana pangera, janagan-jangan pangeran hilang....!
(keterangan: berjalan mundur…. Kemudian bertabrakan bersama, sampai gelimbungan).
Pangeran                     :   Aduh…  kamu itu.. hati-hati dong….
Bejo                              :   hehehe.. maaf pangeran… tidak tahu jika dibelakang ada pangeran…
Pangeran                     :   Sini sini Jo…. Aku mau cerita.
Bejo                              :   Ada apa pangeran….
Pangeran                     : Selama kamu tersesat, apa kamu tidak melihat binatang buruan?
Bejo                             : Tidak ada pangeran.
(keterangan:  dua orang duduk bersama dan bercerita)
Pangeran                     :   Kok tidak ada binatang ya hari ini….
Bejo                              :   Iya pangeran sepi banget…!!!
Pangeran                     : Jo, sepertinya saya mendengar sesuatu. Kamu dengar tidak?
Bejo                             : Iya pangeran, saya juga mendengarnya. Sepertinya dari arah sana.
(Keterangan : Pangeran dan pengawalnya berdiri, Kaget melihat ada orang di hadapan mereka)
Pangeran                     :   Siapa itu jo…
Bejo                              :   Saya tidak tahu pangeran.
Pangeran                     : Bagaimana kalau kita ke sana Jo?
Bejo                             : Ok coy…
Pangeran                     :   Maaf bu… boleh saya bertanya?
(keterangan:  Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya)
Pangeran                     :   Kulanuwun… bu….
Bejo                             : Pangeran, dia kok tidak dengar. Jangan-jangan dia itu hantu penunggu hutan ini…
Pangeran                     : Ah, kamu ada-ada aja Bejo. Mana ada hantu nyari kayu bakar….
(keterangan:  Pangeran mendekat pada mbok rondo, tiba-tiba mbok rondo kaget melihat pangeran)
Mbok rondo dadapan           : eh....ehh... Kalian Siapa....?
Pangeran                               :   Saya pengembara bu… maaf ini desa apa?
Mbok rondo dadapan           :   Ini desa dadapan nak… kamu sedang apa disini?
Pangeran                               :   Saya sedang mengembara bu… tapi tersesat tidak tahu jalan.
Mbok Rondo Dadapan           : Ya udah, kalian ikut Ibu saja ke rumah.
Pangeran                                 : Bagaiamana jo?
Bejo                                         : Mau, tak mau pangeran.
( Pangeran berdiam diri untuk berpikir dan mengambil keputusan )
Pangeran                                 : Baiklah Bu.
Prolog : Akhirnya, pangeran dan Bejo sepakat untuk ikut ke rumah Mbok Rondo. Mereka merasa terbantu setelah bertemu dengan Mbok Rondo. Walaupun mereka belum mengenal sosok wanita itu. Di rumah mbok Rondo.
Mbok Rondo Dadapan           : Inilah gubuk Ibu. Silakan masuk Nak.
Pangeran                                 : Ya Bu.
Mbok Rondo Dadapan           : Jangan sungkan-sungkan. Silakan duduk! Ibu tinggal sebentar ya. Ibu ambil minuman dulu.
Pangeran                                 : Ya Bu. Terima kasih.
Pangeran                                 : Bejo, setelah istirahat di sini, apa kita lanjutkan perjalanan atau besok saja?
Bejo                                         : Lebih baik kita istirahat saja di sini dulu sampai besok pangeran. Saya capek sekali.
Pangeran                                 : Baiklah, kalau begitu menurutmu.
(Mbok Rondo pun datang dengan membawa minuman untuk pangeran)
Mbok Rondo Dadapan           : Ini ada minuman untuk kalian. Cuma ada air putih. Silakan diminum!
Pangeran                                 : Terima kasih Bu. Oya Bu, Ibu tinggal sama siapa?
Mbok Rondo dadapan                        : Sendiri Nak. Ibu tidak punya siapa-siapa di sini. Kalian sebenarnya dari mana dan hendak ke mana?
Pangeran                                 : Sebenarnya, kami berburu di hutan itu Bu. Karena asyiknya berburu, kami tersesat di hutan itu.
Mbok rondo dadapan           :   Wah.. ya udah… untuk semnetara waktu bagaimana kalau kalian tinggal di sini saja. Apalagi Ibu di sini Cuma sendiri. Sudah lama Ibu ingin punya anak, tapi suami Ibu meninggal diterkam harimau di tengah hutan itu. Bagaimana kalau anak menjadi anak angkat Ibu.
Pangeran                               :   Wah.. iya bu saya mau
Mbok rondo dadapan           :   mulai sekarang kamu jadi anakku, namamu jadi ande-ande  lumut…!!!
(keterangan:  Pangeran bersama dengan pengawal dan mbok rondo pergi menuju rumahnya)
(Musik 3 di hutan < akhir > )
Bagian 2 :
(musik 4 : dirumah keluarga kleting-kleting <awal>)
Di pagi yang cerah Mbok rondo kleting berkumpul dengan para putri-putrinya. Putri-putri mbok rondo sangat cantik-cantik, mereka adalah keliting merah, kleting biru dan kleting hijau dan salah seorang anak tirinya bernama kleting kuning.
Mbok rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan kleting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya. Kleting kuning disuruh menyapu, membersihkan rumah dan bekerja di ladang. Sungguh kasihan kleting kuning.
(keterangan: datanglah kleting kuning membawa sapu, menyapu dan mengepel lantai. Duduk di pojok ruangan. Tak lama datang mbok rondo mengawasi kleting kuning. Disusul sodaranya kelting merah, biru dan hijau berjalan menuju mbok rondo)
Mami Klenting                      :     Anak-anakku yang cantik-cantik… kesini nak…
Kleting-kleting                  :     Ya. Mami …
Mami   Klenting                             :     Gini nak… ada berita yang sangat penting sekali…
Kleting merah                  :     Berita apa to mami … (dewasa)
Kleting biru                       :     iya mam.. kok keliahatan penting banget kayak presiden aja
Kleting Hijau                    :     Iya ada apa sih mam… (manja, mendekat sambil memegang tangan mbok rondo kleting)
Mami   Klenting                                 :     Kalian tahu ngk
Klinting-klinting                     : Ngk....! (serentak )
Klinting merah                        : Emang kami dukun. yang memiliki indra keenam(sambil tertawa .)                       
Mami Klenting      :Mbok rondo dadapan itu punya anak yang sangat tampan sekali, namanya ande-ande lumut.
Kleting-keleting               :     Owh… ande-ande lumut…. Tampan…. Boleh dong jadi mantu mami.
(keterangan:  bersama bergaya manja, centil)
Mami Klenting      :     iya… nanti mbok akan dandani kalian jadi putri-putri yang cantik, sapa tahu salah satu dari kalian ada yang dipilih.
Kleting-kleting                  :     Iya mam.. kami mau…
Klinting Biru               : Kalau aku, yang cantik ya mam? Biar cepat lengkat, gitu lho.
Mami Klenting        :     iya udah.. sekarang kedalam sana, siap-siap
Kleting-kleting                  :     Oke mami......!
(keterangan: kleting merah, biru, hijau meninggalkan mbok rondo dan masuk kerumah)
Tak lama kemudian, kleting kuning yang dari tadi hanya mendengar percakapan saudaranya, menuju mbok rondo dan berdialog.
Kleting Kuning                 :  Mam? Kalau boleh tahu tadi cerita apa ?
Mami kleting                   :   mau tahu aja….? Apa kamu udah selesai nyapu?
Kleting kuning                 :sudah mam “kalau  gak salah ceritakan ande-ande lumut iya.
Kleting biru                    : ah...........kamu urusin aja tue dapur ....ini urusan cewek-cewek cantik kalau kamu pantas nya ma onde-onde lumut. 
Mami kleting                     :sudah-sudah jangan ribut.
Klenting kuning                      : Iya uda, saya mintak maaf. Kalau sudah membuat semau jadi ribut.
Klenting biru               : Ember. Sadar diri juga loe.
Klenting kuning          : Gini aja mam … saya juga ingin melamar jadi istrinya ande-ande lumut seperti kakak-kakak kleting yang lain.
Mami  kletling        :     Owh gt… ya udah gpp. Sini kamu aku dandani juga,
Prolog : Akhirnya kleting kuning diperbolehkan oleh mami mengikuti sayembara untuk mendapatkan ande-ande lumut.
Mami klinting              : Klinting, dadannya sudah siap.
Kliting kuning             : oh....mami, samapai hatinya engkau merias ku seperti ini.(klinting merenung dan menangis ) ( Lagu ibu tiri )
(keterangan:  mbok rondo memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Kleting kuning)
Mami Kliinting         :     Udah skarang kamu cuci kuali di sungai. Dan kerjakan tugasmu…
(keterangan:  Mbok rondo mendorong Kleting kuning dengan kasar)
Kleting kuning                  :     Iya mami…
(keterangan:  Kleting kuning meninggalkan mbok rondo dan menuju dapur)
Mami Kleting        :     Hahaha… mudah-mudahan yang diterima oleh ande-ane lumut adalah salah satu anak-anaku.. bukan kleting kuning.
(keterangan:  mbok rondo kleting tertawa terbahak-bahak, menuju kedalam rumah)
Kleting kuning, menerima apa yang dialaminya dengan sabar, apa yang ditugaskan mbok rondo diterimanya dengan lapang dada.
(musik 5 : dirumah keluarga kleting-kleting <akhir>)
Bagian : 3
(Musik 6 : suara ghaib <awal>)
Prolog : Kleting kuning setiap hari bekerja membersihkan rumah dan bekerja diladang, tanpa rasa lelah dan keluh kesah. Walau dia diperlakukan kasar oleh mbok rondo kleting. Hanya dia dan Alloh saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap, Alloh akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Kleting Kuning             :   Duh… kayak gini penderitaan hidupku.. semoga aku tabah menjalaninya.(bicara sendiri )
(Musik 7 : suara ghaib <tengah>)
Suara Ghaib                :   Hai… gadis cantik…
Kleting kuning              :   Siapa itu....
Suara Ghaib                :   Kamu jangan takut..ha..ha..ha.. aku sifat baik yang ada dalam dirimu…
Kleting kuning              :   Mau apa kamu..
Suara Ghaib                :   Aku akan memberimu sebuah pusaka… terimalah… semoga pusaka ini kelak akan berguna bagimu. Ini namnya Jimat Kalimosodo. Terimalah… gadis baik
Klinting kuning : sebelum saya menerimannya, katakan siapa kamu sebenarnya.
Suara ghaib    : Rahasia dong. Yang jelas jimat ini akan membantumu dalam menghadapi kesulitan yang mungkin menimpamu.
Kleting kuning              :   Iya.. terimakasih…
(keterangan:  Kleting kuning meninggalkan sungai dengan membawa pusaka barunya).
(Musik 8 : suara ghaib <akhir>)
Bagian : 4
(musik 9 : Yuyu kangkang (awal)
Disebuah suangai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai suangi itu. Dialah si Yuyu kangkang yang licik.
(keterangan:  Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
Yuyu kangkang            :  Siapa itu yang datang dari jauh…
(keterangan: kemudian datang Kleting Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
Kleting merah                      : Wah… sungainya banjir…
Kleting biru                           : Iya mbakyu… gimana kita akan menyeberang…
Kleting hijau                         : Sebentar-sebentar… lihat.. itu ada yuyu kangkang.
Kleting merah                      : Wah… iya.. kita minta tolong yuyu kangkang aja ya…
Kleting biru dan hijau          : Iya… mbakyu.. yuk…
Kleting merah                      : Yuyu kangkang… yuyu kangkang…
Yuyu kangkang                    : Hahaha… ada apa bocah manis-manis…
Kleting merah                      : Yuyu kangkang… aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini…
Yuyu kangkang                    : Wah…itu berat sekali, bahaya sungainya… aku minta imbalan
Kleting merah                      : Imbalannya apa to… uang??  Wah kamu itu mata duitan…
Kleting biru dan hijau          : Iya nih… yuyu kangkang mata duitan…
Yuyu kangkang                    : Tidak… duit mah aku gak doyan…. Hahaha
Kleting-kleting                      : Prett….
Yuyu kangkang                    : Imbalannya adalah menggandeng tanganmu..
Kleting merah                      : Ya udah kalau gitu
(keterangan: yuyu kangkang menyebrangkan kleting merah. Biru dan hijau bergantian)
Yuyu kangkang                    : Wah…  senang sekali aku dapat memegang tangan gadis-gadis cantik ini…ha.....ha.....
(keterangan:  datanglah kleting kuning akan menyebrang)
Yuyu Kangkang           :   Hohoho.. itu apa.. baunya tidak enak… wajahnya jelek…
Kleting Kuning             :   Wah… kok banjir to…. Gimana aku bisa menyebrang….
Itu ada Yuyu Kangkan… Yuyu kangkang… tolong sebrangkan saya melewati sungai ini…
Yuyu kangkan              :   Hahaha… tidak mau, aku lagi galau karena tinggal  3 gadis cantik.
Kleting kuning              :   Nanti aku kasih uang…
Yuyu kangkang            :   Tidak mau… sudah sana pergi.. jangan disini.. dasar orang jelek.
Kleting Kuning             :   alah… kamu kok jahat to Yuyu kangkang…
(keterangan: Kleting kuning mengeluarkan tongkatnya)
Kleting kuning              :   Ya udah jika itu maumu… aku akan buat sungai ini menjadi kering. Hiat….
Tiba-tiba sungai itu kering, yuyu kangkang kesakitan dan pergi jauh. Kemudian kleting kuning bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok rondo dadapan, rumah si ande-ande lumut. Dalam perjalanan klinting kuning berjumpa dengan bejo.
(Musik 10 : Yuyu kangkang mati)
Klinting kuning           : ( klinting berbicara dalam hati, dimanalah rumahnya ande-ande lumut..?) tiba-tiba dari kejauhan melihat seorang laki-laki. Permisi mas? (klinting kuning mendekatinya)
Bejo     : Iya...ada apa mbak yu?
Klinting kuning           : Kenalkan nama saya klinting kuning?( sambil mengulurkan tangan sama bejo)
Bejo     : Iya, nama saya Bejo aja. ( sambil terseyum melihat klinting kuning)
Klintiing kuning          : Mas Bejo, boleh tanya ngak?
Bejo     : Boleh. Ada apa y mbak?
Klinting kuning           : Rumah ande-ande lumut dimana?
Bejo     : Tahu mbak, kalau boleh tahu ada perluh apa?
Klinting kuning           : Adalah mau tahu aja urusan orang.
Bejo     : Ok lah kalau gitu mbak, mari saya tunjukkan
Bagian 5
(Musik 11 : di rumah mbok rondo dadapan (awal) )
Disebuh desa bernama Dadapan, mbok rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah surau. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.
(keterangan: Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, kleting merah, biru dan hijau)
Kleting-kleting                        : Assalamu’alaikum…
Mbok rondo dadapan           : Wa’alaikumsalam, siapa ya…
Kleting merah                        : Saya mbok…Kleting Merah
Kleting biru                             : Saya kleting biru…
Kleting Hijau                          : Saya kleting hijau mbok…
Mbok rondo dadapan           : wah.. gadis-gadis cantik… mau apa ini…
Kleting-kleting                        : Kami mau melamar Ande-ande lumut Tante…
Mbok Rondo Dadapan                       : What? Apa aku tidak salah dengar?
Kleting Biru                            : Tidak tante. Kami bertiga ingin bertemu degan Ande-ande Lumut. Siapa tahu dia mau menjadikan salah satu di antara kami istrinya.
Kleting Merah                         : Benar tante. Soalnya di kampung kami tidak ada laki-laki yang tampan. Jadi tidak level kalau bersanding dengan kami... hehehe
Kleting Hijau                          : Huuss... kamu ini. Kalau bicara tu yang sopan sama calon mertua!
Mbok  Rondo Dadapan                      : Baiklah. Tunggu sebentar. Ibu panggilkan dulu Ande-ande Lumutnya. Kalian masuk saja dulu.
Kleting-kleting                        : Iya  tante.
(keterangan: Tante Rondo pun memanggil Ande-ande Lumut)
(Musik 12 : kleting merah)
Mbok  Rondo dadapan                       : Putraku, di depan sana ada gadis-gadis cantik ingin bertemu denganmu.
Ande-ande Lumut                  : Siapa Bu?
Mbok  Rondo Dadapan                      : Ada Kleting Merah, Kleting Biru dan Kleting Hijau. Mereka bertiga ingin kamu memilih salah satu di antara mereka untuk menjadi istrimu. Bagaimana Nak?
Ande-ande Lumut                  : Baiklah Bu. Suruh saja mereka menemuiku satu per satu Bu.
(keterangan: Tante Rondo pun memanggil Kleting Merah dan mempersilakannya menemui Ande-Ande Lumut)
Kleting Merah                         : Hai ganteng.
Ande-ande Lumut                  : Hai juga.
Kleting Merah                         : Kalau bolah aku tahu, Bapaknya jual gula ya?
Ande-ande Lumut                  : Kok tahu?
Kleting Merah                         : Soalnya senyum akang manis banget....hehe
Ande-ande Lumut                  : Ah, eneng bisa saja. Oya, tadi ke sini pakai apa neng? Kan sungainya banjir.
Kleting Merah                         : Kalau untuk bertemu dengan akang, jangankan sungai, samudra atlantik aja aku seberangi... hehe. Tadi aku ke sini di antar Yuyu Kangkang, dan sebagai imbalannya, dia memegang tanganku.
Ande-ande Lumut                  : Apa? Memegang tangan? Aku tidak akan menikahi wanita yang telah disentuh oleh laki-laki lain. Sekarang keluar dari rumahku!
(keterangan: Kleting Merah pun terpaksa meninggalkan Ande-ande Lumut. Ia keluar dari rumah dengan perasaan sedih)
Mbok  Rondo Dadapan                      : Bagaimana Kleting Merah?
Kleting Merah                         : Ande-ande Lumut tidak mau menerimaku Nte.
Kleting Biru                            :Ya iyalah gak mau. Ande-ande Lumutkan maunya sama aku...haha... Baiklah tante, sekarang giliranku...
Kleting Hijau                          : Good luck sister...
(keterangan: Kleting Biru pun masuk menemui Ande-ande Lumut)
Kleting Biru                            : Spada, tampan.
Ande-ande Lumut                  : Ya, masuk.
Kleting Biru                            : Wah, ternyata lebih tampan dari yang kubayangkan. Mas ini hobinya main layangan ya?
Ande-ande Lumut                  : kok tahu?
Kleting Biru                            : Soalnya mas telah membuat hatiku melayang-layang ke hatimu...hehe
Ande-ande Lumut                  : Ah, kamu... bisa saja... oya, tadi kamu di antar Yuyu Kangkang juga?
Kleting Biru                            : kok tahu? Ih, bapaknya dukun ya?
Ande-ande Lumut                  : Enak aja. Tangannya dipegang Yuyu Kangkang juga?
Kleting Biru                            : Ih, si mas kok bisa tahu lagi. Hebat ya.
Ande-ande Lumut                  : Tadi Kleting Merah yang bilang. Kalau begitu, sekarang tingalkan rumah ini. Aku tidak ingin menikahi wanita yang pernah disentuh laki-laki lain. Keluar!
(keterangan: Kleting Biru pun meninggalkan Ande-ande Lumut)
Tante Rondo Kleting              : Bagaimana Nak? Diterima?
Kleting Biru                            : Tidak nte. (menangis)
Kleting Hijau                          : Hahaha... sudah kuduga. Akulah yang pantas menjadi istri Ande-ande Lumut....
(keterangan: Kleting Hijau pun menemui Ande-ande Lumut)
Kleting Hijau                          : hai, handsome.
Ande-ande Lumut                  : Kamu juga diantar Yuyu Kangkang?
Kleting Hijau                          : Wah, si akang tahu aja.
Ande-ande Lumut                  : Sekarang kamu keluar dari rumah ini. Aku tidak mau menikahi wanita yang pernah disentuh lani-laki lain. Keluar!
(keterangan: Kleting Hijau pun meninggalkan Ande-ande Lumut)
Prolog: Tidak lama kemudian, datanglah Kleting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak enak, wajahnya coreng moreng karena debu.
(keterangan : datanglah Kleting Kuning menuju mbok rondo)
Kleting kuning                        : Assalamu’alaikum…
Mbok rondo dadapan           : wa’alaikumsalam… sopo iku ya…
Kleting kuning                        : Saya Kleting kuning mbok… ingin melamar Ande-ande lumut.
Mbok rondo dadapan           : Opo.. arep nglamar anakku??? Gak salah to…
Kleting merah                        : La iyo… wajahmu jelek baumu tidak enak gitu, aku aja ditolak… apa lagi kamu…
Kleting Kuning                       : Di coba dulu mbok…
Mbok  Rondo Dadapan                      : Baiklah. Silakan temui dia di dalam!
(keterangan: Kleting Kuning pun masuk)
Kleting Kuning                       : Maaf mas. Permisi. Saya Kleting Kuning.
Ande-Ande Lumut                 : Silakan masuk. Kamu juga ingin menjadi istriku?
Kleting Kuning                       : Tentu mas. Walaupun aku tidak cantik dan bau, tapi aku tulus mencintaimu.
Ande-ande Lumut                  : Apa kamu juga diantar Yuyu Kangkang?
Kleting Kuning                       : Tidak mas.
Ande-ande Lumut                  : Kalau begitu aku akan menerimamu. Aku tidak akan mempermasalahkan fisikmu. Aku cuma butuh ketulusanmu.
(Ande-ande Lumut pun menemui Tante Rondo bersam Kleting Kuning)
Ande-ande Lumut                  : Ini pilihanku Bu. Aku akan menikahinya.
Mbok rondo dadapan           : Lo… apa tidak salah to ande-ande lumut…
Ande-ande Lumut                 : Tidak ibu… ini adalah pilihan saya…
(keterangan ; kleting-kleting kusak-kusuk)
Mbok rondo dadapan           : Owh.. jika gitu pilihanmu ya terserah..
Ande-ande lumut                   : Ibu.. saya akan mengatakan suatu hal..
Mok rondo dadapan             : Apa itu???
Ande-ande lumut                   : Ibu… sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.
Mbok rondo dadapan           : Apa… pangeran…???
Kleting-kleting                        : What……???? Pangeran…??? Ah….. tidak….???
(keterangan; kleting-kleting pingsan)
Akhirnya, Kleting kuning menjadi istri Ande-ande lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik, sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji. Dan Ande-ande lumut, kini menjadi Raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan Kleting kuning, hidup bahagia selamanya.
(Musik 16 : penutup )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar